Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM

Sepekan Dunia Pertambangan

Informasi Dunia Pertambangan Indonesia dan Luar Negeri dalam Sepekan Terakhir

Prabowo Tawarkan Proyek Hilirisasi Rp2.015 Triliun, Investor Minat?

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus menggenjot hilirisasi untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%. Sebanyak 35 proyek hilirisasi baru senilai US$123,8 miliar atau setara Rp2.015,6 triliun (asumsi kurs Rp16.281 per dolar AS) bakal ditawarkan kepada investor.

Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional bentukan Prabowo sudah mengidentifikasi dan menyiapkan puluhan proyek penghiliran tersebut.

“Ini kita lagi siapkan dan juga lagi konsultasikan dengan kementerian/lembaga,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung di kantornya, Jumat (14/2/2025).

Menurut Yuliot, proyek hilirisasi itu terdiri atas hilirisasi di sektor mineral, batu bara, hingga minyak dan gas (migas). Selain itu, pemerintah juga menyiapkan hilirisasi di sektor pertanian, khususnya untuk produksi oleochemical.

“Jadi dengan adanya persiapan proyek-proyek yang siap ditawarkan itu mudah-mudahan ini kita segera bisa tawarkan kepada investor potensial,” ujar Yuliot.

Perlu diketahui, Kantor Kementerian ESDM akan menjadi posko dari Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Satgas pun akan berjalan selama 5 tahun ke depan.

Dalam rapat sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sekaligus ketua satgas itu mengatakan, pihaknya tengah merumuskan langkah-langkah strategis demi meningkatkan investasi hilirisasi. Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Arahan Bapak Presiden Prabowo bahwa hilirisasi ini harus betul-betul menjadi target pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan sekaligus penciptaan nilai tambah,” kata Bahlil.

Dia juga menegaskan nilai tambah dari hilirisasi harus betul-betul dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, Satgas juga merumuskan tentang pembiayaannya agar dilakukan juga di dalam negeri.

Bahlil menyebut, hal ini salah satunya dilakukan dengan mendorong perbankan di Tanah Air untuk ikut memberikan pembiayaan untuk hilirisasi.

Dengan begitu, pinjaman perusahaan lokal kepada bank luar negeri pun bisa berkurang. Sebab, kata Bahlil, jika pengusaha masih meminjam dana kepada perbankan luar, nilai tambah hilirisasi malah terbang ke luar negeri.

“Bahwa itu nanti [negara lain] lebih banyak mendapatkan hasilnya, itu perlahan-lahan kita akan berkurang,” ucap Bahlil.

Prospek Investasi Hilirisasi

Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai langkah Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional untuk menawarkan 35 proyek hilirisasi baru bakal dapat memikat investor.

Dia berpendapat investasi senilai US$123,8 miliar atau setara Rp2.015,6 triliun yang ditawarkan satgas, turut mampu meningkatkan realisasi investasi RI.

“Harapannya begitu,” kata Hendra kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).

Dia pun menyebut, investasi pada sektor hilirisasi mineral berkontribusi besar dari total investasi hilirisasi secara keseluruhan.

“Setahu saya dalam 3 tahun terakhir investasi di sektor hilirisasi khususnya dalam hal ini hilirisasi mineral terus-menerus mengalami peningkatan,” imbuh Hendra.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang 2024 tercatat mencapai Rp1.714,2 triliun. Angka itu tumbuh 20,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Dari keseluruhan realisasi investasi 2024, hampir seperempatnya merupakan investasi di bidang hilirisasi, yakni senilai Rp407,8 triliun atau 23,8% dari total realisasi investasi.

Realisasi investasi terkait hilirisasi itu tumbuh 8,63% yoy. Portofolio investasi terbanyak terkait dengan bidang mineral yang mencapai Rp245,2 triliun, dengan sektor terbesar yaitu nikel (Rp153,2 triliun), tembaga (Rp68,5 triliun), dan bauksit (Rp21,8 triliun).

Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan penawaran 35 proyek hilirisasi baru tersebut akan direspons baik oleh investor. Dia mengatakan, jika mengukur dari realisasi investasi, baik pada tahun lalu maupun pada 3 tahun terakhir, proyek hilirisasi merupakan salah satu penyangga.

Menurut Yusuf, hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan hilirisasi sebelum 2020. Sejak saat itu, kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan proses hilirisasi itu gencar dilakukan.

“Jadi kalau berkaca dari sana saya kira prospek dari investasi yang berkaitan dengan proyek hilirisasi masih akan cukup relatif baik,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).

Namun, kata dia, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek-aspek yang dilihat investor ketika ingin berinvestasi di suatu negara.

Yusuf mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan aspek seperti efisiensi anggaran, prospek ekonomi, hingga ketersediaan sumber daya manusia (SDM) demi memikat para investor.

“Ini aspek-aspek yang juga perlu diperhatikan pemerintah dalam menawarkan investasi atau proyek hilirisasi ke investor nantinya,” paparnya. Editor : Denis Riantiza Meilanova

Sumber: ekonomi.bisnis.com

Izin Ekspor Tersendat, ESDM Sebut Produksi Freeport Tinggal 60%

 Tri menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran fasilitas asam sulfat di smelter katoda tembaga senilai US$3 miliar tersebut pada 14 Oktober 2024.

Enggak ada unsur kesengajaan. Kalau misalnya sengaja, asuransi dia enggak cair. Itu kan diasuransikan ya,” tutur Tri.

Namun, hingga kini pemerintah belum memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga bagi PTFI. 

“Kan belum,” ucapnya, saat dimintai konfirmasi apakah Freeport akan kembali bisa mengekspor konsentrat tembaganya bulan ini jika investigasi smelter Manyar memang telah rampung.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, VP Corporate Communications Freeport Indonesia Katri Krisnati membenarkan soal penyesuaian produksi di tingkat hulu perseroan.

“Penyesuaian produksi di hulu terpaksa dilakukan karena saat ini kapasitas penyimpanan konsentrat PTFI, baik di Amamapare, Papua Tengah maupun di smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur sudah penuh,” ujarnya, Jumat (14/2/2025).

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memperingatkan PTFI untuk segera menyetor laporan tenggat perbaikan smelter Manyar, jika perusahaan ingin agar perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaganya direstui pemerintah.

Bahlil tidak menampik upaya hilirisasi sektor tembaga sedikit terganjal akibat kebakaran fasilitas asam sulfat di smelter katoda tembaga senilai US$3 miliar tersebut pada 14 Oktober 2024.

Usai insiden di pabrik yang berlokasi di Manyar, Gresik, Jawa Timur itu; Freeport mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaganya setelah masa berlaku izin sebelumnya habis pada 31 Desember 2024.

“Akan tetapi, saya sudah kasih tahu sama [Direktur Utama] Freeport Tony Wenas. ‘Tony, kita berdua ini kawan. Saya dahulu kuliah beasiswa dari Freeport, sekalipun cuma 3 semester. Jadi gaya-gaya Freeport ini dari zaman saya masih kuliah, sampai saya sudah jadi menteri, kok belum berubah? Masih gaya lama terus,” kata Bahlil di sela Mandiri Investment Forum, Selasa (11/2/2025).

“Jadi saya bilang sama dia, boleh saya kasih izin, tetapi you harus teken kapan perbaikan [smelter] ini selesai. Supaya kita fair. Karena [smelter katoda milik] Amman, di Nusa Tenggara Barat, itu sudah berjalan. Jadi konsentrat tidak ada lagi yang kita ekspor.” (mfd/wdh)

Sumber:bloombergtechnoz.com

RUU Minerba: ESDM Sebut Kampus Tak Akan jadi Pemilik Izin Tambang

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa perguruan tinggi (PT) hanya menjadi penerima manfaat, bukan pemegang izin usaha pertambangan (IUP). Hal ini menjadi salah satu poin bahasan daftar inventarisasi masalah (DIM) revisi UU Minerba.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno mengatakan, pihaknya bersama Badan Legislatif (Baleg) DPR RI juga membahas beberapa poin prioritas yang perlu dikoreksi dan tertuang dalam DIM revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Keempat atas UU No 4/2009 tentang Mineral dan Batu Bara (Minerba) itu.

“Itu juga perguruan tinggi itu yang penerima manfaat, bukan pemilik IUP,” kata Tri kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).

Dia menegaskan dalam DIM RUU Minerba yang dibahas juga termasuk poin-poin yang memastikan tidak terjadinya perubahan dalam tata ruang pertambangan dan prioritas pemberian izin tambang.

“Kepastian ini harus jelas. Masa sekarang ada tambang, terus tata ruang diubah. Kan kasihan,” imbuhnya.

Di sisi lain, entitas tambahan yang akan mendapat penawaran prioritas izin tambang juga menjadi bahasan. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara disebutkan bahwa organisasi masyarakat (ormas) keagamaan akan diprioritaskan mendapat penawaran izin tambang.
Sementara itu, dalam draf revisi UU Minerba inisiatif DPR, tak hanya ormas keagamaan, perguruan tinggi dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) juga akan mendapat penawaran prioritas untuk mengelola pertambangan.

Meski terdapat penawaran prioritas, Tri menegaskan bahwa proses lelang dalam pemberian izin tambang akan tetap dilakukan.

“Lelang tetap ada. Prioritas tetap ada. Dua-duanya ada. Maksudnya untuk prioritas ada beberapa tambahan. Yang kemarin di PP sudah ada, ditarik ke undang-undang,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung buka suara soal revisi UU Minerba yang bakal disahkan pada pekan depan, Selasa (18/2/2025).

Dia menyebut mekanisme penerbitan RUU Minerba berada di DPR RI. Pasalnya, RUU Minerba itu merupakan usulan dari Badan Legislasi (Baleg) DPR RI. Yuliot mengatakan pihaknya akan mengikuti mekanisme dari para wakil rakyat itu.

“Jadi mekanismenya kan ada di DPR. Kita mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh DPR,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Yuliot pun mengungkapkan saat ini RUU Minerba masih dalam proses pembahasan DIM. Setelah itu, akan ada tim perumus dan sinkronisasi. Menurutnya, tim itu dibentuk agar ketentuan dalam RUU Minerba tidak bertabrakan dengan UU lain.

“Harapannya, kita mengharapkan ini dengan proses yang sudah berjalan adanya pembahasan itu nanti di tim sinkronisasi dan tim perumus itu harapannya itu bisa segera diajukan di paripurna, dari paripurna itu nanti akan disampaikan lagi ke pemerintah,” terangnya. Editor : Denis Riantiza Meilanova.

Sumber: ekonomi.bisnis.com

Micromine Luncurkan Micromine Advance, Solusi Perencanaan Tambang Bawah Tanah Terkini

Penyedia teknologi generasi terbaru untuk industri pertambangan, Micromine resmi meluncurkan Micromine Advance, solusi perencanaan tambang pertama dan satu-satunya yang dirancang khusus untuk tambang logam bawah tanah.

CEO Micromine, Andrew Birch menyebut platform ini dikembangkan melalui riset mendalam, pengujian langsung di lapangan, serta kolaborasi dengan para profesional tambang bawah tanah. Micromine Advance dirancang untuk memodelkan lingkungan bawah tanah dengan presisi yang tak tertandingi.

“Micromine Advance lebih dari sekadar produk baru, ini adalah lompatan revolusioner dalam perencanaan tambang bawah tanah. Dirancang khusus untuk proyek tambang logam bawah tanah, Micromine Advance menggabungkan teknologi mutakhir, prinsip desain inovatif, dan alur kerja yang intuitif untuk mengatasi tantangan unik dalam perencanaan tambang bawah tanah,” ujar Andrew Birch dalam keterangannya, Jumat (14/2).

Micromine Advance menggabungkan keunggulan dari solusi perencanaan tambang Micromine yang telah dipercaya – Alastri untuk tambang terbuka logam dan Spry untuk batuan lunak – dengan wawasan dari para insinyur tambang bawah tanah berpengalaman guna menciptakan solusi yang benar – benar disesuaikan untuk perencanaan tambang bawah tanah.

 “Peluncuran Micromine Advancesemakin memperkuat rangkaian solusi terintegrasi Micromine. Dirancang untuk mendukung setiap tahap siklus hidup pertambangan – dari eksplorasi awal hingga estimasi sumber daya, desain tambang, perencanaan, manajemen produksi, dan analitik data – Micromine membantu tim mendapatkan wawasan yang akurat, operasi yang lebih efisien, dan kolaborasi yang mulus,” jelasnya.

Baik untuk perusahaan eksplorasi junior maupun perusahaan tambang berskala besar, solusi Micromine membantu menghasilkan hasil yang lebih baik bagi proyek, organisasi, dan para penggunanya.

Bagaimana Micromine Advance Memberikan Kepercayaan Diri kepada Para Insinyur Tambang dalam Perencanaan Tambang Mereka:

1. Perencanaan yang Mendukung, Bukan Merugikan: Filosofi desain unik Advance memastikan bahwa setiap rencana didasarkan pada kelayakan di dunia nyata. Pendekatan berbasis sumber daya dari bawah ke atas menghasilkan jadwal yang andal, secara teoritis kuat, dan dapat dijalankan secara operasional.

2. Keputusan Berani yang Cepat dan Tepat: Lingkungan kerja yang terpusat menghilangkan struktur proyek yang terfragmentasi dan sumber data yang terputus. Dengan Advance, pengguna dapat membuat, membandingkan, dan mengoptimalkan skenario, memvisualisasikan berbagai opsi secara real-time, serta membuat keputusan strategis dengan jelas dan percaya diri.

3. Jalan Jelas Menuju Keberhasilan Tim: Dengan antarmuka yang kuat namun mudah digunakan, alur kerja terpandu di Advance mempercepat adopsi bagi pengguna baru, memastikan tim mempertahankan konsistensi dan kualitas dalam setiap output.

Sumber: tambang.co.id

Harga Batu Bara Makin Jatuh, Tarif Trump Jadi Biang Keladi

Harga batu bara dunia jatuh semakin dalam. Efek perang dagang yang diciptakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Trump menimbulkan kekhawatiran akan penurunan permintaan terhadap batu bara ditengah melemahnya impor batu bara dari India maupun China.

Pada perdagangan Jumat (14/2/2025), harga batu bara dunia kembali anjlok 1,13% di level Rp105,10 per ton. Dalam sepekan harga batu bara telah merosot 5,10%. Penurunan tersebut memperpanjang kejatuhan harga batu bara di sepanjang 2025 yang telah jatuh 17,24%.

Harga batu bara makin melemah usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan rencana pengenaan tarif. Keputusan China untuk memperkuat energi batu bara bahkan tidak mampu menolong pasir hitam.

Presiden Donald Trump memerintahkan pemerintahannya untuk mempertimbangkan penerapan tarif timbal balik atau resiprokal pada banyak mitra perdagangan. Trump menganggap sistem tarif saat ini tidak adil bagi AS.

Pada Kamis (13/2/2025), Trump menandatangani memorandum presiden yang merinci rencana besarnya untuk memberlakukan tarif resiprokal atau imbal balik kepada mitra-mitra dagang AS.

Perintah ini akan mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS dan Menteri Perdagangan untuk mengusulkan bea masuk baru secara per negara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan.

Pemberlakuan tarif ini dikhawatirkan bisa menekan perdagangan global dan harga komoditas, termasuk batu bara.

Pemberlakuan tarif juga dikhawatirkan bisa membuat China mengurangi permintaan batu bara dari AS sehingga batu bara AS kemudian membanjiri pasar global dan membuat harga tertekan.

Selain itu, melemahnya permintaan dari India menjadi pemicu utama dari pelemahan batu bara. Dikutip dari Reuters.

Impor batubara termal India diperkirakan akan turun untuk tahun selama dua tahun berturut-turut pada 2025. Impor turun karena penurunan ketergantungan pada batubara untuk pembangkit listrik, melambatnya aktivitas ekonomi, dan stok yang mencapai level tertinggi.

Semua enam pedagang batubara India dan internasional yang diwawancarai Reuters di konferensi Coaltrans India di New Delhi memperkirakan pengiriman batu bara akan menurun tahun ini.

Tiga pedagang memperkirakan impor akan merosot sekitar 10% menjadi sekitar 155 juta ton metrik. Dua lainnya memperkirakan penurunan sebesar 1-2%, sementara seorang pedagang memprediksi penurunan sebesar 7-8%.

Tidak ada pedagang yang ingin diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

India adalah importir terbesar batu bara di dunia setelah China sehingga perkembangan di negara tersebut sangat menentukan harga.

Prospek suram India datang setelah China juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai kelebihan pasokan batubara global.

Data dari konsultan Bigmint menunjukkan impor batubara pembangkit listrik India turun sekitar 2% menjadi 173 juta ton metrik pada 2024. Impor jeblok karena melonjaknya produksi oleh penambang batubara terbesar di dunia, Coal India (COAL.NS), yang mendorong stok di pembangkit listrik mencapai rekor tertinggi.

Peningkatan produksi oleh Coal India telah membantu India mengurangi ketergantungannya pada impor sebesar 5,5 poin persentase dalam satu dekade menjadi 20,5% pada 2024, menurut data dari perusahaan perdagangan batubara India, I-Energy.

Penurunan impor juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan petcoke oleh industri semen, karena pasar yang sensitif terhadap harga lebih memilih alternatif yang lebih murah, menurut data tersebut. CNBC Indonesia Research (saw/saw)

Sumber: cnbcindonesia.com

Indonesia Tetap Mendominasi Pasar Nikel Meski Harga Anjlok pada 2025

Indonesia terus menjadi pemain utama dalam industri nikel global meskipun harga komoditas tersebut mengalami penurunan signifikan sepanjang dua tahun terakhir. Negara ini tetap mempertahankan produksi tinggi, sekaligus menghadapi tantangan regulasi lingkungan dan ketidakpastian pasar global.

Menurut data S&P Global, harga nikel pada 2025 mencapai USD 15.078 per metrik ton, yang merupakan titik terendah sejak 2020. Sepanjang 2024, harga rata-rata tercatat sebesar USD 15.328 per metrik ton, turun 7,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama yang mendorong penurunan ini termasuk penguatan dolar AS, ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, serta surplus pasokan global.

Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar di dunia, terus meningkatkan produksinya. Data dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyebutkan bahwa produksi nasional pada 2025 diproyeksikan mencapai 298,5 juta metrik ton basah, naik dari 272 juta metrik ton pada tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ini berkontribusi pada kelebihan pasokan global, yang diperkirakan mencapai 156.000 metrik ton tahun ini.

Kendati harga terus melemah, beberapa produsen nikel Indonesia masih optimistis terhadap permintaan jangka panjang, terutama dari industri kendaraan listrik (EV). Namun, ketergantungan industri pada pasar Tiongkok menjadi perhatian utama. Saat ini, perusahaan Tiongkok mengendalikan sekitar 75% kapasitas pemurnian nikel di Indonesia, yang meningkatkan risiko ketidakstabilan rantai pasokan.

Selain itu, kebijakan proteksi lingkungan yang semakin ketat juga mulai berdampak pada industri nikel Indonesia. Pemerintah tengah mempertimbangkan penerapan regulasi yang lebih ketat bagi perusahaan yang tidak memenuhi standar keberlanjutan. Beberapa produsen bahkan dikabarkan berencana mengimpor bijih nikel dari Filipina guna menyesuaikan diri dengan aturan baru.

Sementara itu, dampak ekonomi dari perang dagang AS-Tiongkok turut mempengaruhi permintaan nikel. Kebijakan tarif tambahan sebesar 10% yang diumumkan pada Januari 2025 berpotensi menekan sektor industri berbasis nikel, terutama di Tiongkok dan negara lain yang bergantung pada ekspor nikel Indonesia.

Di sisi lain, meskipun pasar nikel mengalami tekanan dalam jangka pendek, proyeksi jangka panjang tetap menunjukkan potensi pemulihan. Berdasarkan analisis pasar, pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) permintaan nikel diperkirakan mencapai 5,1% hingga 2035, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasokan yang hanya 4,6%.

Dengan proyeksi tersebut, defisit pasokan diperkirakan akan terjadi menjelang 2030, yang dapat memicu kenaikan harga nikel di masa mendatang. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar, sekaligus mendorong investasi lebih lanjut dalam industri hilirisasi nikel.

Meski demikian, industri nikel Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan produksi tinggi, regulasi lingkungan yang ketat, serta dinamika geopolitik global. Pemerintah dan pelaku industri perlu mencari strategi berkelanjutan guna memastikan stabilitas harga dan pertumbuhan jangka Panjang, seperti ditulis Saptakee yang dimuat carboncredits.com/nickel-prices-plunge-in-2025-can-demand-revive-the-market-by-2030. (DR)

Sumber: dunia-energi.com

Hilirisasi Terintegrasi, Upaya MIND ID Dukung Ekonomi Nasional

BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID terus mempertegas komitmennya untuk menjadi penggerak hilirisasi terintegrasi. Ini dalam upaya memperkuat kedaulatan ekonomi dan menciptakan nilai tambah bagi komoditas mineral dan batu bara.

Berbagai inisiatif proyek strategis diluncurkan untuk memastikan pengelolaan sumber daya mineral dilakukan dari hulu ke hilir di dalam negeri, sehingga mampu menciptakan rantai pasok yang lebih baik. Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menyampaikan bahwa MIND ID melalui seluruh Anggota secara konsisten melaksanakan proyek-proyek hilirisasi yang terintegrasi.

Diharapkan Indonesia mendapat manfaat dari setiap proses peningkatan nilai tambah dan mampu semakin berdaulat di kancah global. “Dengan pelaksanaan program hilirisasi terintegrasi, kami berupaya memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia dan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” ujar Heri, dalam keterangan resmi, dikutip Ahad (16/2/2025).

Ia menjelaskan salah satu proyek hilirisasi yang dijalankan oleh Grup MIND ID adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), perusahaan patungan dari Anggota Grup MIND ID, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk. Proyek ini memiliki kapasitas output 1 juta ton alumina per tahun untuk kebutuhan produksi aluminium INALUM, yang sebelumnya bahan baku ini diperoleh dari pasar global.

Kemudian, Grup MIND ID melalui PT Freeport Indonesia telah membangun smelter tembaga dan akan mengembangkan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini memiliki peran penting dalam integrasi rantai pasok pengolahan tembaga, mulai dari tembaga ore, konsentrat tembaga, hingga akhirnya menjadi katoda tembaga.

Melalui smelter ini, Grup MIND ID juga akan mampu mengolah lumpur anoda menjadi emas, perak batangan, dan Platinum Group Metals (PGM) lainnya untuk memenuhi kebutuhan komoditas investasi masyarakat Indonesia. Komitmen pelaksanaan hilirisasi terintegrasi juga diwujudkan dalam pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur, yang mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Kedua fasilitas ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam industri kendaraan listrik global, tetapi juga menciptakan produk berteknologi dan bernilai tambah lebih tinggi di dalam negeri. “Tentu kami akan terus memperkuat integrasi dalam setiap rantai pasok komoditas mineral dan batu bara yang dikelola, sehingga dapat menjadi kontributor bagi peningkatan kinerja ekonomi guna mencapai pertumbuhan 8 persen ke depannya,” ujar Heri, menutup pernyataannya.

Sumber: ekonomi.republika.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *