Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM

Sepekan Dunia Pertambangan

Informasi Dunia Pertambangan Indonesia dan Luar Negeri dalam Sepekan Terakhir

Antam Bakal Bangun Pabrik Pengolahan Logam Mulia di JIIPE Gresik

PT ANEKA Tambang Tbk (Antam) bakal membangun pabrik pengolahan logam mulia di Kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli lahan dengan JIIPE pada 27 Desember 2024.

Direktur Pengembangan Usaha ANTAM, I Dewa Wirantaya menyebut pemilihan JIIPE sebagai lokasi pengembangan dilakukan dengan pertimbangan lokasi yang strategis, kedekatan dengan bahan baku, serta jaminan keamanan yang tinggi.

“Status JIIPE sebagai Obyek Vital Nasional memberikan tingkat keamanan luar biasa untuk mendukung proses operasional kami, mulai dari pengolahan bahan baku hingga distribusi. Ini menjadi salah satu pertimbangan utama kami dalam memilih lokasi ini,” ujar Dewa dalam keterangannya, dilansir Rabu (15/1).

Langkah strategis ini menandai komitmen ANTAM dalam mendukung hilirisasi industri mineral nasional, khususnya pada pembangunan pabrik pengolahan logam mulia, sekaligus memanfaatkan infrastruktur terintegrasi milik JIIPE, yang telah ditetapkan sebagai Obyek Vital Nasional (Obvitnas).

Menurut Dewa, kehadiran smelter PT Freeport Indonesia di JIIPE juga memberikan keuntungan tambahan bagi ANTAM. Dengan akses langsung ke bahan baku emas murni berkadar 99,99%, ANTAM dapat menghemat devisa negara melalui pengurangan impor dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

ANTAM sebelumnya memborong sebanyak 30 ton emas dengan kemurnian 99.99% dari PTFI yang dilakukan lewat perjanjian jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99 persen di Jakarta pada Kamis, 7 November 2024 . Bahan baku emas dari PTFI kemudian akan diolah ANTAM di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia untuk menjadi produk logam mulia ANTAM.

Melalui kemitraan strategis ini, PTFI dan ANTAM berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun industri pertambangan nasional yang berdaya saing. Hilirisasi dalam negeri menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar, sehingga dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas.

Selain faktor keamanan, JIIPE menawarkan infrastruktur kelas dunia yang menunjang efisiensi operasional ANTAM.

“JIIPE menyediakan sarana infrastruktur yang baik, akses transportasi mudah, dan utilitas andal. Hal ini memungkinkan kami mendukung hilirisasi, memperkuat ekonomi nasional, dan memacu pertumbuhan industri yang berkelanjutan,” tambah Dewa.

Melalui kerja sama ini, ANTAM dan JIIPE menunjukkan sinergi kuat dalam mendukung hilirisasi mineral, efisiensi operasional, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

Sumber: tambang.co.id, 15 Januari 2025

Proyek Smelter Mangkrak, Hilirisasi Bauksit Jalan di Tempat

PROGRAM hilirisasi bauksit yang diharapkan meningkatkan nilai tambah saat ini masih jalan di tempat. Sejumlah proyek smelter mandek, ditambah dengan tantangan pembiayaan serta ketidakpastian kebijakan, membuat perkembangan sektor ini jauh dari harapan.

Ketua Asosiasi Bauksit Indonesia (ABI) Ronald Sulistyanto mengungkapkan, kemajuan proyek smelter bauksit masih sangat minim. Dari beberapa proyek yang direncanakan, hanya smelter yang dikelola WHW Alumina dan Borneo Alumina Indonesia (BAI), hasil kerja sama antara PT Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, yang menunjukkan perkembangan berarti. Selebihnya stagnan, banyak yang masih berada pada tahap nota kesepahaman (MoU) atau bahkan harus mengganti investor.

“Permasalahan terbesar terletak pada pembiayaan. Belum ada kemajuan nyata yang signifikan,” kata Ronald kepada Kontan, Selasa (14/1).

Ronald menilai solusi yang diberikan pemerintah sering kali tidak relevan dengan permasalahan utama pelaku usaha. Misalnya, perusahaan yang kesulitan menyelesaikan proyek justru dikenai denda administratif, alih-alih dukungan konkret.

ABI juga menyoroti kerumitan regulasi dan kebingungan yang dialami para pengusaha akibat kebijakan yang sering berubah. Ronald menegaskan perlunya konsistensi kebijakan untuk mendorong optimisme pelaku usaha.

“Kalau terus begini, banyak pelaku usaha yang bisa mati suri,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, mandeknya pembangunan smelter bauksit merupakan dampak dari berbagai kendala, termasuk kesulitan pendanaan dan kurangnya minat bank domestik dalam membiayai proyek hilirisasi ini. Dari 12 smelter yang direncanakan, hanya empat yang berhasil beroperasi.

Bhima juga menyoroti pentingnya standar lingkungan dalam meningkatkan daya saing global. Pasar internasional, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, kini semakin mencari bahan baku rendah karbon.

“Ini peluang besar yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia,” katanya.

Untuk mengatasi tantangan ini, Celios mengajukan sembilan rekomendasi strategis, pertama, konsistensi kebijakan, artinya, pemerintah harus menjamin kebijakan hilirisasi bersifat konsisten dan berorientasi jangka panjang, menghindari perubahan mendadak yang dapat mengganggu investasi.

Kedua, insentif investasi dengan memberikan insentif fiskal terukur kepada investor yang mendukung pembangunan smelter dengan rencana transisi energi dan pengelolaan limbah yang baik.

Ketiga, sanksi tegas dengan menetapkan sanksi tegas bagi perusahaan yang tidak memenuhi tenggat waktu pembangunan smelter.

“Keempat, infrastruktur energi dengan membangun pembangkit energi terbarukan untuk mendukung operasi smelter yang sangat membutuhkan pasokan energi besar,” ungkap Bhima.

Kelima, pengembangan SDM dengan meningkatkan pelatihan tenaga kerja lokal untuk menguasai teknologi pengolahan bauksit dan tembaga.

Keenam, kemitraan strategis dengan menggalakkan kerja sama antara perusahaan nasional dan investor asing guna membangun smelter dengan teknologi tinggi dan ramah lingkungan.

Ketujuh, standar lingkungan dengan mengadopsi standar lingkungan yang ketat untuk mendukung keberlanjutan operasi pengolahan mineral. Kedelapan, transparansi dan pengawasan dengan memastikan transparansi perizinan dan memperkuat pengawasan pembangunan smelter.

“Terakhir, pengembangan industri turunan dengan mendorong tumbuhnya industri berbasis produk hilir seperti aluminium untuk bahan konstruksi dan kabel dari tembaga serta rehabilitasi lingkungan dengan mewajibkan perusahaan tambang merehabilitasi lahan bekas tambang untuk mendukung keberlanjutan lingkungan,” tandas Bhima.

Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terdapat tujuh pembangunan proyek smelter bauksit dalam kondisi terbengkalai dengan klaim progres pengerjaan di atas 50%. Namun, setelah dilakukan verifikasi lapangan, hasilnya tidak sesuai. 

Sumber: industri.kontan.co.id, 15 Januari 2025

Harga Batu Bara Menguat Lagi Dipicu Konflik Rusia-Ukraina Memanas

HARGA batu bara menguat lagi pada Selasa (14/1/2025). Hal itu dipicu konflik Rusia-Ukraina yang memanas.

Harga batu bara Newcastle untuk Januari 2025 melesat US$ 0,9 menjadi US$ 115,4 per ton. Sedangkan Februari 2025 terkerek US$ 0,8 menjadi US$ 116,3 per ton. Sementara itu, Maret 2025 melejit US$ 1,4 menjadi US$ 118,9 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Januari 2025 turun US$ 2,4 menjadi US$ 105,35. Sedangkan, Februari 2025 jatuh US$ 1,4 menjadi US$ 103,75. Sedangkan pada Maret 2025 melemah US$ 1,55 menjadi US$ 102,9.

Militer Ukraina mengklaim telah melancarkan serangan udara terbesar ke wilayah Rusia sejak awal perang hampir tiga tahun lalu. Serangan ini terjadi di tengah persiapan Donald Trump untuk kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (14/1) mengancam akan melakukan serangan balasan atas serangan besar-besaran yang melibatkan rudal dan drone semalam. Rusia juga menuduh Ukraina menggunakan rudal yang dipasok oleh AS dan Inggris dalam serangan tersebut.

Hal itu memaksa produsen baja Ukraina, Metinvest, menghentikan operasi di satu-satunya tambang batu bara kokas negara itu yang terletak di wilayah timur. Penghentian ini dilakukan karena situasi keamanan yang semakin memburuk, demikian diumumkan Metinvest pada Selasa (14/1/2025).

Penutupan Tambang

Menurut laporan Reuters pada Senin (13/1/2025), tambang batu bara kokas di Pokrovsk, yang menjadi penopang utama industri baja Ukraina, terpaksa menghentikan produksinya akibat mendekatnya pasukan Rusia ke wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, kenaikan harga juga ditopang oleh impor batu bara China meningkat 14,4% pada 2024 ke level tertinggi sepanjang sejarah, menurut data resmi yang dirilis pada Senin (13/1/2025). Kenaikan ini didorong oleh penurunan harga batu bara internasional yang mendorong pembeli untuk menggantikan pasokan domestik dengan impor.

Total impor batu bara sepanjang tahun mencapai 542,7 juta ton metrik, berdasarkan data dari Administrasi Umum Kepabeanan China, naik dari 474,42 juta ton pada 2023. Editor: Indah Handayani

Sumber: investor.id, 15 Januari 2025

Industri Bauksit Dalam Negeri Masih Perlu Stimulus untuk Dorong Hilirisasi

PERKEMBANGAN bisnis tambang bauksit di dalam negeri menurut Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) masih belum berkembang seperti yang diharapkan.

Menurut Ketua APB3I, Ronald Sulistyanto pihaknya masih agak pesimis mengenai perkembangan sektor bauksit terutama hingga tahap hilirisasi. Meski begitu, dia mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya ekspansi perusahaan-perusahaan tambang ke bauksit.

“Artinya orang yang gak punya tambang bauksit beralih ke tambang bauksit, ya ini memang bagus. Tapi kita lihat sekarang yang punya tambang bauksit saja, pada Pakta Integritas di tahun 2017 saja itu ada 11 yang belum jadi, bahkan karena keterlambatan sudah didenda oleh pemerintah,” ungkap Ronald, saat dihubungi Kontan, Kamis (16/01).

Untuk diketahui, Pakta integritas adalah perjanjian yang dibuat untuk menegaskan komitmen dalam hal ini untuk melakukan pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter bauksit di dalam negeri.

“Sekarang kalau ada wacana baru (smelter bauksit), bayangin yang 11 aja gak jadi, apalagi yang baru. Itu saya agak pesimis. Apalagi, kalau baru rencana akuisisi tambang (bauksit),” tambahnya.

Ronald menambahkan, sekalipun ada penambahan di sektor bauksit, maka akan dimulai pada tambangnya. Sedangkan potensi perkembangan hingga ke smelter masih memiliki potensi ‘nanti’.

“Bisa jadi begitu, artinya akuisisi tambangnya dulu, smelternya nanti. Tapi kalau kami berharap tidak sampai hanya ke tambangnya saja, harusnya sampai ke smelternya juga,” ungkap dia.

Perkembangan Tambang dan Smelter Bauksit di Indonesia

Di Indonesia, terdapat tiga emiten tambang yang memiliki tambang bauksit yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) melalui tambang bauksit Tayan di Kalimantan Barat. Yang dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Kalimantan Barat (UBP Bauksit Kalimantan Barat). 

Lalu, ada PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), bagian dari Harita Grup memiliki tambang bauksit di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Tambang ini dikelola oleh dua anak perusahaannya, yaitu PT Harita Prima Abadi Mineral dan PT Karya Utama Tambangjaya.

PT Indika Energy Tbk (INDY) juga memiliki tambang bauksit yang dikelola oleh anak usahanya, PT Mekko Metal Mining (Mekko) di Ngabang, Landak, Kalimantan Barat.

Adapun terkait keputusan ikut terjun untuk memiliki tambang bauksit,  PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum bisa mengungkap langkah gamblang.

Meski begitu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan memperluas kapasitas ke sektor mineral lain.

“Bumi telah menyatakan niatnya sejak lama untuk tetap menggunakan batubara namun tidak memperluas kapasitas dan terus maju di bidang-bidang seperti batubara menjadi bahan kimia. Dan proyek non batubara di bidang logam & mineral,” jawabnya saat dihubungi Kontan, Kamis (16/01).

Dari kepemilikan smelter, perusahaan tambang BUMN, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) beberapa waktu lalu mengungkap Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 yang merupakan kolaborasi dengan Antam di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, akan mulai beroperasi penuh pada awal 2025.

Smelter ini diklaim dapat memproduksi 1 jula ton alumina ini dibutuhkan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.

Sementara, smelter bauksit lainnya di Indonesia dimiliki oleh beberapa perusahaan, di antaranya, PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, dan PT Bintan Alumina Indonesia.

Di tahun 2024, smelter milik PT Borneo Alumina Indonesia ungkap Ronald harusnya sudah bisa beroperasi sehingga smelter bauksit dalam negeri bertambah. 

“Kita anggap penambahan di 2024 saja ya, misalnya Borneo Alumina saja itu sampai sekarang belum produksi,” ungkap dia.

Secara keseluruhan, perkembangan hilirisasi bauksit tahun 2025 diprediksi masih belum sesuai harapan.

“Belum menggembirakan perkembangannya menurut saya,” tutupnya.

Sumber: industri.kontan.co.id, 17 Januari 2025

Proyek Strategis Hilirisasi MIND ID Berjalan Efektif

KABAR gembira disampaikan oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID yang menyatakan tetap berkomitmen untuk terus konsisten menjalankan mandat pemerintah dalam pengelolaan sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara tahun ini.

Untuk diketahui, eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi survei pendahuluan, pemetaan geologi, survei topografi, penyelidikan geofisika, dan penyelidikan dasar lainnya yang dilanjutkan dengan kegiatan pengeboran serta analisa laboratorium. Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan data potensi sumber daya dan cadangan secara keseluruhan sebelum melakukan kegiatan penambangan.

Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf menyampaikan bahwa proyek strategis hilirisasi Grup MIND ID dinilai telah berjalan efektif dengan memanfaatkan sumber daya dan cadangan mineral dan batubara yang dimiliki Indonesia saat ini.

Untuk menjamin keberlangsungan program hilirisasi dalam jangka panjang, Grup MIND ID konsisten menjaga ketahanan dan pertumbuhan cadangan menggunakan indikator reserve replacement ratio melalui komitmen perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi berkelanjutan.

“Eksplorasi merupakan proses paling hulu di industri pertambangan yang sangat krusial. Kami berupaya menjaga cadangan ini agar selalu bertumbuh dan siap dimonetisasi untuk dapat menjamin keberlanjutan program hilirisasi mineral Indonesia,” katanya dalam siaran pers, Minggu (19/01/2025), di Jakarta.

Adapun program eksplorasi yang telah berjalan pada tahun 2024 dijalankan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk mengelola sumber daya dan cadangan komoditas mineral kritis dan strategis di beberapa daerah seperti Tayan Kalimantan Barat untuk komoditas bauksit, Pongkor Jawa Barat untuk komoditas emas.

Sedangkan untuk komoditas nikel di beberapa daerah seperti Konawe Utara, Pomalaa di Sulawesi Tenggara, Tanjung Buli di Maluku Utara, dan Pulau Gag di Papua Barat Daya.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga menjalankan eksplorasi dengan fokus area di Tanjung Enim Sumatera Selatan yang memiliki cadangan batubara terbesar di Indonesia. Pada tahun 2024, telah dilaksanakan kegiatan eksplorasi berupa pemetaan dan monitoring geologi, pengeboran, serta analisis sampel.

Produksi tembaga dan emas PT Freeport Indonesia (PTFI) sesuai perencanaan memiliki umur tambang hingga 2041, namun berdasarkan estimasi angka sumber daya dan cadangan yang tersedia saat ini mampu berproduksi lebih dari 2041 jika mendapatkan perpanjangan perizinan operasi produksi dari Pemerintah Republik Indonesia.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga secara konsisten melakukan kegiatan eksplorasi dan berencana melakukan intensifikasi eksplorasi di Blok Tanamalia, bagian dari konsesi tambang perusahaan di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, PT Timah Tbk (TINS), sebagai anggota Grup MIND ID, juga telah menunjukkan komitmennya dalam melakukan eksplorasi berupa kegiatan pengeboran di laut sekitar Pulau Bangka dan Pulau Kundur. Sementara itu, PT Timah Tbk juga melakukan kegiatan eksplorasi di darat yang meliputi deposit timah primer & aluvial, serta pengeboran pemanduan tambang dalam rangka optimasi produksi di Pulau Bangka dan Pulau Belitung.

“Program eksplorasi telah berjalan cukup agresif pada tahun 2024, dan kami berkomitmen untuk melanjutkannya pada tahun 2025 sehingga dapat terus mendukung terciptanya nilai tambah yang berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang,” ujar Heri menutup pernyataannya. 

Sumber: ruangenergi.com, 19 Januari 2025

Setelah Merana 11 Pekan Beruntun, Harga Batu Bara Mulai Bangkit

HARGA batu bara acuan dunia terpantau mulai bangkit pada pekan ini, setelah selama 11 pekan beruntun merana karena lemahnya permintaan di akhir 2024 dan proyeksi permintaan di 2025 yang cenderung stagnan.

Berdasarkan data dari Refinitiv pada pekan ini, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Februari 2025 melonjak 4,13% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (17/1/2025) akhir pekan ini, harga batu bara melesat 3,14% ke US$ 119,75 per ton.

Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi pada 2025, pertumbuhan konsumsi batu bara dunia diperkirakan akan melandai bahkan hanya mencapai 0,34% yoy menjadi 8.801 juta ton.

Harga batu bara dunia mulai bangkit setelah dirilisnya data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS) periode Desember 2024.

Laporan akhir Indeks Harga Konsumen (consumer price index/CPI) untuk 2024, yang sekaligus menutup pemerintahan Biden dan perjuangannya melawan lonjakan harga akibat pandemi, menunjukkan bahwa kenaikan harga, kecuali untuk makanan dan energi, mereda menjadi 3,2% pada bulan Desember dari 3,3% pada bulan sebelumnya.

Meskipun inflasi utama sedikit meningkat, ukuran inti yang disebut “core CPI” dianggap sebagai indikator yang lebih baik dari tekanan harga yang mendasari.

Dengan laju inflasi di sektor perumahan yang menurun secara signifikan, para ekonom memperkirakan laporan mendatang tentang Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk Desember 2024 akan melemah, bahkan mungkin turun di bawah target 2% yang ditetapkan oleh Fed.

PCE digunakan sebagai acuan target inflasi oleh bank sentral, dan pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memperkirakan pelambatan yang signifikan dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

Pejabat The Fed menyatakan bahwa data yang dirilis pada Rabu lalu menunjukkan inflasi di AS terus mereda, meskipun mereka mencatat adanya ketidakpastian yang meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena mereka menunggu kebijakan awal dari pemerintahan baru Presiden Trump.

Saat inflasi mereda harapan suku bunga akan bisa kembali turun sehingga menggairahkan ekonomi. Sehingga kebutuhan batu bara untuk kebutuhan listrik berpeluang meningkat.Saat permintaan naik, harga batu bara akan ikut terungkit.

Di lain sisi, bangkitnya batu bara terjadi meski proyeksi permintaan di 2025 cenderung stagnan. Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi pada 2025, pertumbuhan konsumsi batu bara dunia diperkirakan akan melandai bahkan hanya mencapai 0,34% yoy menjadi 8.801 juta ton.

Permintaan batu bara dari China diperkirakan akan cenderung stagnan pada 2025 dengan konsumsi 4.940 juta ton. Jumlah tersebut hanya tumbuh 1 juta ton atau hanya 0,02% dari konsumsi 2024 sebesar 4.939 juta ton.

Sementara India, konsumen batu bara terbesar kedua dunia, diperkirakan akan memiliki konsumsi sebesar 1.363 juta ton pada 2025. Jumlah tersebut pun hanya tumbuh 48 juta ton atau 3,65% dari 2024 sebesar 1.315 juta ton.

Konsumsi batu bara China dan India yang cenderung melandai karena adanya pengembangan energi hijau yang mulai mengambil pasar batu bara sebagai sumber energi.

Pada Agustus 2024, sumber listrik tenaga air di China meningkat 10,7% pada Agustus dibandingkan bulan yang sama tahun 2023, mencapai 163,5 miliar kWh, meskipun laju pertumbuhan melambat dari lonjakan 36,2% pada bulan Juli.

Kontribusi energi terbarukan juga terus meningkat, dengan produksi tenaga surya melonjak 21,7% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara tenaga angin naik 6,6%. Pembangkit listrik tenaga nuklir naik 4,9% pada Agustus.

Prospek batu bara dunia pada 2025 diperkirakan akan lebih lesu dari tahun lalu di tengah permintaan yang terus melaju. Bahkan pada 2023 dan 2024 permintaan atau konsumsi batu bara dunia mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Bank dunia memperkirakan harga batu bara global akan melandai pada 2025 karena permintaan dari China yang diperkirakan akan moderat.

“Harga diproyeksikan turun sekitar 12 persen pada tahun 2025 dan 2026, setelah penurunan yang diperkirakan lebih dari 20 persen pada tahun 2024,” menurut Bank Dunia (3/12/2024).

Rata-rata harga batu bara dunia perkiraan Bank Dunia adalah US$ 120 per ton pada 2025. CNBC INDONESIA RESEARCH  (chd/chd)

Sumber: cnbcindonesia.com, 19 Januari 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *