Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
HARGA tembaga naik untuk hari ketiga — didukung oleh dolar yang lebih lemah — dengan para pedagang mempertimbangkan dampak perang dagang AS-China saat pasar daratan dibuka kembali setelah libur Tahun Baru Imlek.
Beijing memberlakukan tarif balasan pada berbagai produk AS pada Selasa (4/2/2025) dan mengumumkan penyelidikan terhadap Google, beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan pungutan 10% pada impor China.
China memberlakukan kontrol ekspor pada beberapa logam khusus — terutama tungsten — tetapi tidak mengenakan bea apa pun pada impor tembaga. Mata uang AS yang lebih lemah membuat komoditas lebih murah bagi sebagian besar pembeli.
Logam dasar mengalami awal tahun yang tidak menentu, diterpa oleh ketakutan perang dagang, serta kekhawatiran tentang permintaan yang lesu di China, konsumen utama.
Sementara perang dagang yang berkepanjangan dapat meredam pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar di Asia, ada juga spekulasi bahwa Beijing akan meningkatkan upaya stimulus, yang mungkin positif untuk konsumsi logam.
Perlu waktu lama bagi permintaan China untuk pulih setelah liburan, kata Shanghai Metals Market dalam sebuah catatan. Dan ada kekhawatiran seputar gesekan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi, katanya.
Tembaga naik 0,4% menjadi US$9.187 per ton di London Metal Exchange (LME) pada pukul 11:26 pagi di Shanghai hari ini. Aluminium turun 0,4% dan seng turun 0,3%. Di pasar China, seng memimpin penurunan, turun 1,5% ke level terendah sejak September pada sesi pertama sejak 27 Januari.
Tembaga turun 0,5% di Shanghai dan aluminium stabil. Tembaga adalah satu-satunya logam yang diperdagangkan secara signifikan antara China dan AS. Sekitar 40% dari ekspor skrap tembaga Amerika dan 16% dari pengiriman konsentrat dikirim ke China, analis Macquarie yang dipimpin oleh Marcus Garvey mengatakan dalam sebuah catatan. (bbn)
Sumber: bloombergtechnoz.com, 5 Februari 2025
UPAYA perbaikan tata kelola timah secara nasional terus didorong. PT Timah sebagai salah satu perusahaan pertambangan timah yang merepresentasikan negara juga melakukan berbagai upaya demi mendukung perbaikan tata kelola timah. Salah satunya lewat kegiatan Rapat Koordinasi Rencana Tata Kelola Kerja Sama Kemitraan Terkait Jasa Penambangan Komoditas Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kejaksaan Agung RI.
Rakor ini dihadiri Plt Direktur IV Jamintel Kejaksaan Agung Republik Indonesia Irene Putri, Manajemen PT Timah, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) yang diwakili Pj Sekda, Fery Afriyanto, Kepala Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, Teguh Darmawan dan Kejari se Bangka Belitung serta Bupati se Bangka Belitung, Senin (3/2).
Plt Direktur IV Jamintel Kejaksaan Agung Republik Indonesia Irene Putri menjelaskan Rakor ini membahas dua topik utama yakni tentang kerja sama kemitraan PT Timah,Tbk dengan kelompok masyarakat di IUP PT Timah. Kedua, membahas tentang penambang rakyat di luar IUP PT Timah,tbk.
“Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya, ada dua isu besar di Bangka Belitung bagaimana masyarakat Babel secara keseluruhan bisa menikmati resources di wilayah mereka untuk kesejahteraan. Di sini sudah ada PT Timah punya IUP besar dan signifikan, bisa mengolah areal. Sehingga masyarakat bisa bermitra dengan PT Timah dengan melaksanakan prinsip Governance.” urainya.
Irene menegaskan melalui pertemuan ini diharapkan Pemerintah Daerah nantinya dapat mengusulkan kelompok masyarakat yang bisa bermitra dengan PT Timah Tbk baik melalui koperasi maupun BUMDes.
“Setelah adanya MoU nantinya akan dilanjutkan dengan kerja sama, Pemda hanya memfasilitasi kelompok masyarakat mana yang akan bermitra dengan PT Timah baik dalam bentuk BUMDes maupun koperasi. Kita sedang memperbaiki tata kelola kemitraan, agar PT Timah dapat memenuhi GCG,” lanjut Irene.
Dengan adanya perbaikan kemitraan ini diharapkan dapat mencegah potensi kerugian negara dan juga mereduksi tambang ilegal yang terjadi di Bangka Belitung. Nantinya, kemitraan ini akan didampingi oleh pihak Kejaksaan melalui Kejaksaan Negeri di masing-masing Kabupaten.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Dicky Octa Zahriadi mengatakan, perbaikan tata kelola timah dalam hal ini kemitraan ini sangat penting, apalagi PT Timah sebagai BUMN mendapatkan mandat untuk memberikan profit kepada negara dan mensejahterakan masyarakat.
“Kami melihat hal ini sangat strategis untuk tujuan mensejahterakan masyarakat, dengan adanya koordinasi, kolaborasi perbaikan tata kelola pertambangan timah oleh semua pihak. Kita dapat menuju tujuan bersama yakni mensejahterakan masyarakat dan memberikan profit bagi negara,” ungkap Dicky.
Sementara itu, Pj Sekda Bangka Belitung Ferry Afriyanto mengapresiasi terselenggaranya rakor ini, karena rakor ini sangat penting sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Babel.
Menurutnya, dengan terjalinnya kerja sama kemitraan dengan masyarakat ini dapat menggeliatkan kembali perekonomian masyarakat. Namun, pola kemitraan ini harus dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Tidak bisa dihindari untuk Provinsi Babel 30 persen PDRB masih disokong sektor pertambangan. Kita mengharapkan sektor pertambangan dilaksankan sesuai aturan dan dapat mensejahatrakan masyarakat Babel. Kami juga berharap ini dapat melibatkan masyarakat agar bisa memberikan dampak ekonomi dan juga tanggung jawab lingkungan pasca tambang dapat dipertanggung jawabkan dengan baik,” ucapnya.
Pengamat Hukum dan Tata Kelola Pertambangan Timah Dr. Firdaus Dewilmar, S.H, M.Hum , CGCAE menyebutkan upaya perbaikan tata kelola yang dilaksanakan PT Timah Tbk sudah mulai dilakukan secara serius dan komprehensif dengan cara meminta pendampingan ke Jam Datun Kejaksaan RI.
“Perbaikan tata kelola sudah diawali dan dimulai dengan jajaran Direksi PT Timah Tbk dan MIND ID membangun komunikasi strategis dengan Pemerintah Daerah, Kementerian dan Lembaga terkait dengan cara menggelar berbagai Konsultasi dan FGD terkait perbaikan tata kelola yang melibatkan berbagai stakeholder dan Ahli/Pakar,” katanya.
Menurutnya, PT Timah kedepan harus mendudukkan masyarakat/kelompok di lingkungan IUP tambangnya sebagai mitra strategis perusahaan dalam memberikan lapangan pekerjaan.
Program kemitraan dengan melibatkan masyarakat untuk berperan aktif sebagai penambang dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi di Babel.
“Untuk jangka pendek perbaikan tata kelola terkait kemitraan dengan masyarakat dalam bentuk kelompok baik di darat dan dipinggir pantai harus segera diwujudkan khususnya di dalam IUP PT Timah. Hal ini sekaligus untuk mengatasi gejolak masyarakat dan sekaligus merespon atas telah diterbitkanya WPR oleh Kementirian ESDM,” ucapnya.
Selain itu, menurutnya, perbaikan tata kelola PT Timah harus dalam kerangka besar reformasi dan transformasi struktur kelembagaan. Hal ini selaras dengan upaya PT Timah untuk meningkatkan kinerja dan indexsasi keberlanjutan bisnis perusahaan untuk menjadi perusahaan pertambangan timah yang terkemuka dan berkelas dunia serta sejalan dengan pelaksanaan Asta Cita Kabinet Merah Putih.
Berbagai langkah perbaikan tata kelola yang dilakukan mencakup penyempurnaan ; kebijakan, perbaikan struktur organisasi, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
“Langkah ini bertujuan untuk menciptakan sistem yang lebih adaptif dan inovatif serta kompetitif terhadap perubahan dan dinamika sekaligus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil harus berbasis Bisness Judment Rules yg sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG),” tutupnya.
Sumber: tambang.co.id, 5 Februari 2025
MENTERI Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet Group ingin memperkuat jejaknya di Indonesia.
Rosan mengatakan bahwa keinginan tersebut disampaikan saat pertemuan dengan CEO Eramet Group Christel Bories di Jakarta pada Senin (3/2/2025). Pihak Eramet ingin berinvestasi untuk melakukan eksplorasi dan mengembangkan produksi tambang di Tanah Air.
“Mereka ingin mengembangkan, tidak hanya sebagai kontraktor tapi juga bisa sebagai ikut mengembangkan untuk bisa mempunyai production ya di kita,” ujar Rosan kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/2/2025).
Dia pun melanjutkan bahwa Eramet yang merupakan kontraktor tambang nikel di Weda Bay, Maluku Utara selama ini menjalankan best mining practice yang sesuai dengan standar yang sangat baik.
Oleh sebab itu, kata Rosan, salah satu tujuan dari perusahaan tersebut adalah bekerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN).
“Jadi mereka bersama juga dengan BUMN, itu juga nanti kita koordinasikan karena sebagai menteri investasi kan kita memfasilitasi dari keinginan Eramet untuk terus mengembangkan footprint-nya yang ada di Indonesia,” pungkas Rosan.
Melalui akun Instagramnya, Rosan mendetailkan bahwa Eramet memaparkan rencana investasinya, termasuk eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua, serta pengembangan proyek Responsible Green Electric Vehicle (RGEV) yang melibatkan berbagai mitra strategis.
Diberitakan sebelumnya, Eramet mengumumkan bahwa perusahaan telah memutuskan untuk tidak berinvestasi di proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Proyek smelter nikel-kobalt senilai US$2,6 miliar atau setara dengan Rp42,72 triliun (asumsi kurs Rp16.431 per US$) tersebut semula akan digarap bersama pabrikan kimia asal Jerman, BASF SE.
Eramet menyatakan, setelah melakukan penilaian mendalam, termasuk strategi pelaksanaan proyek, kedua mitra memutuskan untuk tidak melakukan investasi tersebut.
Eramet menekankan bahwa akan terus mengevaluasi potensi investasi dalam rantai nilai baterai nikel untuk kendaraan listrik di Indonesia dan akan terus memberikan informasi kepada pasar pada waktunya. Editor : Denis Riantiza Meilanova
Sumber: ekonomi.bisnis.com, 5 Februari 2025
KONTRIBUSI sektor mineral dan batu bara (minerba) terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mendominasi dalam waktu tiga tahun belakangan ini. Terutama dari sektor minyak dan gas bumi (migas).
Menteri ESDM, Bahli Lahadalia memaparkan PNBP dari sektor minerba sejak tahun 2022 hingga 2024 selalu lebih besar dibandingkan migas. Pada 2022 misalnya, minerba menyumbang Rp 180,4 triliun, sementara migas Rp 148,5 triliun.
Kondisi tersebut terus berlanjut pada 2023 dengan kontribusi minerba mencapai Rp 172,1 triliun, sedangkan migas Rp 117 triliun. Adapun, hingga 2024, sektor minerba masih mendominasi dengan capaian Rp 140,5 triliun, lebih tinggi dari migas yang tercatat hanya Rp 110,9 triliun.
Meski demikian, Bahlil mengakui PNBP sektor ESDM tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan puncaknya di 2022 yang mencapai Rp 348,6 triliun. Terdiri dari Migas sebesar 148,5 triliun, Minerba 180,4 triliun, EBTKE Rp 2,3 triliun, dan lainnya Rp 17,4 triliun.
Sementara PNBP sektor ESDM pada 2024 sebesar Rp 269,6 triliun. Terdiri dari Migas sebesar Rp 110,9 triliun, Minerba Rp 140,5 triliun, EBTKE Rp 2,8 triliun, dan lain nya RP 15,4 triliun. Kondisi penurunan ini terjadi akibat turunnya harga komoditas tersebut di pasar global.
“Ini harga global lagi turun. Tapi kita bersyukur, sekalipun harga global komoditas khusus mineral batubara lagi turun tapi target kita PNBP dari sektor ini Masih bisa tumbuh yang targetnya Rp 113 triliun dari target Menjadi Rp 140,5 triliun,” kata Bahlil dalam Konferensi per, dikutip Kamis (6/2/2025).
Selain itu, Bahlil juga menyinggung kontribusi Kementerian ESDM terhadap total pendapatan negara. Setidaknya, Kementerian ESDM berhasil menyumbangkan Rp269,6 triliun atau 115 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024.
“Jadi kalau ditanya apa sih kerjaan Kementerian ESDM, kami kasih dari total pendapatan negara berapa ribu triliun itu? Dari Kementerian ESDM Rp 269,6 triliun atau target melebihi sebesar 115 persen dari target 2024 dalam APBN. Jadi alhamdulillah naik,” ujarnya. (pgr/pgr)
Sumber: cnbcindonesia.com, 6 Februari 2025
MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, terus mendorong pengembangan proyek strategis PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) guna mendukung pencapaian swasembada aluminium nasional.
Langkah ini menjadi strategi utama dalam memperkuat equity story Inalum yang direncanakan akan melantai di bursa saham pada tahun 2026-2027.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan bahwa perseroan membuka peluang bagi investor untuk bergabung dalam pengembangan proyek strategis Inalum ke depan.
Namun, MIND ID perlu memastikan bahwa Inalum memiliki kinerja yang solid serta prospek bisnis yang progresif sebelum memasuki pasar saham.
“Memang, MIND ID sedang menyusun equity story yang kuat untuk Inalum. Kami tidak ingin IPO Inalum sekadar melepas saham, tetapi juga membawa nilai tambah bagi investor dan industri nasional. Kami yakin Inalum akan menjadi perusahaan yang menarik bagi investor nasional maupun global,” ujar Dilo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Saat ini, Inalum fokus pada peningkatan kapasitas smelter aluminium dan pengembangan proyek-proyek strategis, termasuk pembangunan smelter kedua.
Kapasitas smelter Inalum di Kuala Tanjung saat ini mencapai 275 ribu ton per tahun, sementara kebutuhan aluminium domestik diperkirakan mencapai 1,2 juta ton per tahun.
“Kami menargetkan peningkatan kapasitas smelter aluminium hingga tiga kali lipat, mendekati 1 juta ton per tahun. Ini akan memenuhi kebutuhan domestik dan memperkuat posisi Inalum sebagai pemain utama di industri aluminium nasional dalam mendukung swasembada,” papar Dilo.
Lebih lanjut, Dilo menjelaskan bahwa Inalum akan menjadi bagian integral dalam rantai pasok industri baterai dan kendaraan listrik nasional.
Strategi ekspansi Inalum ini juga mendukung program utama pemerintah yaitu hilirisasi dan juga Asta Cita Presiden Prabowo
“Kami melihat aluminium sebagai bahan baku penting bagi industri masa depan, termasuk baterai dan kendaraan listrik. Dengan memperkuat Inalum, kami juga memperkuat ekosistem hilirisasi MIND ID secara keseluruhan, sekaligus menciptakan optimisme bagi calon investor Inalum di masa depan,” pungkasnya. Editor: Heru Febrianto
Sumber: investor.id, 6 Februari 2025
BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID meneken kerja sama dengan produsen baterai Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), untuk mengembangkan grafit sintetis dari batu bara.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan, langkah ini dilakukan MIND ID guna terus memperkuat posisinya sebagai pilar utama hilirisasi sektor mineral dan batubara nasional.
“Saat ini, Grup MIND ID melalui PT Bukit Asam Tbk telah memulai pengembangan prototipe grafit sintetis, yang dapat menjadi komponen krusial dalam produksi baterai khususnya baterai lithium-ion,” kata Seno dalam keterangannya, Jumat, 7 Februari 2025.
Dia menambahkan, langkah ini juga sejalan dengan Asta Cita pemerintah, untuk mendorong peningkatan nilai tambah sumber daya mineral dan batubara dalam negeri melalui program hilirisasi.
“Dengan prototipe baterai hasil kolaborasi Bukit Asam dengan BRIN yang diberinama BA-ARIN tipe 18650 ini, kami berupaya secara konsisten memperkuat posisi sebagai penopang utama hilirisasi sektor pertambangan nasional,” ujar Seno.
Dia menjelaskan, dengan memanfaatkan batubara, Grup MIND ID melalui PT Bukit Asam Tbk tengah mengembangkan prototipe grafit sintetis, yang dapat menjadi komponen krusial dalam produksi baterai lithium-ion, terutama untuk anoda.
Selama ini, Indonesia mengimpor grafit untuk memenuhi kebutuhan industri baterai, sehingga diharapkan ke depannya dapat mengurangi ketergantungan pada impor grafit.
Terlebih, pengembangan grafit sintetis merupakan amanat pemerintah kepada MIND ID, guna mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
“Dengan memproduksi grafit sintetis sendiri, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga memperkuat rantai pasok industri kendaraan listrik (EV) dalam negeri,” ujarnya.
Diketahui, Group MIND ID saat ini tengah memastikan bahwa kualitas bahan baku anoda yang dikembangkan memenuhi standar mutu internasional. Selain itu, saat ini PT Bukit Asam Tbk juga tengah melakukan riset secara intensif untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga produksi komersial grafit sintetis diharapkan dapat dimulai pada tahun 2028.
Sumber: viva.co.id, 7 Februari 2025